Terjemahan Kitab Fathul Qorib, Muqaddimah Syarah Taqrib
Terjemahan kitab fathul qorib merupakan solusi dalam memahami dan mempelajari ilmu fiqih terutama bagi teman-teman yang belum menguasai bahasa arab.
Fathul qorib merupakan syarah dari kitab matan taqrib yang dikarang oleh Muhammad bin Qosim bin Muhammad al-Ghazi ibn al-Gharobili Abu Abdillah Syamsuddin
Dalam Muqaddimah terjemahan kitab fathul qorib, Anda akan menemukan penjelasan mengenai isi kitab ini membahas tentang apa? dan kitab syarah matan taqrib dikarang tujuannya untuk apa?
Keunggulan utama dari terjemahan fathul qorib adalah kemudahannya untuk dipahami oleh pembaca yang ngaji kilatan dan belum menguasai bahasa arab.
Sebagaimana pembahasan muqaddimah fathul muin sebelumnya, muqaddimah terjemahan kitab fathul qorib juga menjadi akses pintu bagi siapa saja yang ingin mendalami ilmu fiqih tanpa menghadapi hambatan bahasa.
Terjemahan Kitab Fathul Qorib Bagian Muqaddimah
Berikut adalah syarah fathul qorib jilid 1 bagian muqaddiman teks arab
berharokat
بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
قَالَ الشَّيْخُ
الإِمَامُ العَالِمُ العَلَّامَةُ شَمْسُ الدِّيْنِ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ مُحَمَّدِ
بْنِ قَاسِمٍ الشَّافِعِيِّ تَغَمَّدَهُ اللهُ بِرَحْمَتِهِ وَرِضْوَانِهِ آمِينْ:
Syaikh Al-Imam Al-‘Alim Al-‘Alamah Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin
Qosim As Syafi’i -Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keridlhaannya amin-ia
berkata :
الحَمْدُ لِلهِ تَبَرُّكاً بِفَاتِحَةِ
الْكِتَابِ لِأَنَّهَا ابْتِدَاءُ كُلِّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ. وَخَاتِمَةُ كُلِّ
دُعَاءٍ مُجَابٍ. وَآخِرُ دَعْوَى المُؤْمِنِيْنَ فِي الْجَنَّةِ دَارِ الثَّوَابِ
Segala puji hanya milik Allah, dengan mengambil keberkahan dari surat yang mengawali Al-Quran. Karena kalimat hamdalah merupakan awalan dari tiap-tiap hal
yang mengandung kebaikan, penutup setiap kali berdoa yang dikabulkan dan akhir
seruan doa orang-orang mukmin di surga tempat pemberian balasan pahala
أَحْمَدُهُ أَنْ
وَفَّقَ مَنْ أَرَادَ مِنْ عِبَادِهِ لِلتَّفَقُّهِ فِي الدِّيْنِ عَلَى وِفْقِ
مُرَادِهِ.
Saya memuji Allah, karena telah memberi taufiq siapa saja yang
dikehendaki-Nya dari para hamba-hamba-Nya yang ingin mendalami agama(ilmu islam) sesuai
dengan apa yang dikehendaki Allah.
وَأُصَلِّي
وَأُسَلِّمُ عَلَى أَفْضَلِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ.
الْقَائِلِ: "مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْراً يُفَقِّهْهُ فِي
الدِّيْنِ" وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مُدَّةَ ذِكْرِ الذَّاكِرِيْنَ وَسَهْوِ
الغَافِلِيْنَ.
Aku bersholawat dan salam
kepada makhluq-Nya yang paling Utama, Muhammad, Sang Junjungan para Rasul, yang
bersabda: “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan (yang sempurna) maka Allah akan
menjadikannya faham terhadap ajaran agama”. dan aku mohon rahmat dan sejahtera
atas keluarga dan sahabatnya, semasa diingat oleh orang-orang yang berzikir dan
terlewatkan oleh orang-orang yang lalai.
Apa Alasan Pengarang Menulis Kitab Fathul Qorib?
(وَبَعْدُ): هَذَا كِتَابٌ فِي
غَايَةِ الْاِخْتِصَارِ وَالتَّهْذِيْبِ. وَضَعْتُهُ عَلَى الْكِتَابِ المُسَمَّى
بِالتَّقْرِيْبِ لِيَنْتَفِعَ بِهِ المُحْتَاجُ مِنَ المُبْتَدِئِيْنَ لِفُرُوْعِ
الشَّرِيْعَةِ وَالدِّيْنِ.
Selanjutnya, kitab Syarah fathul qorib ini adalah kitab sangat ringkas
dan telah maksimal pembenahannya. Saya mengarangnya (untuk menjelaskan)
terhadap kitab yang berjudul “matan taqrib” dengan tujuan supaya bisa diambil
manfaat oleh para pemula dalam memahami masalah furu’ syari’at dan agama.
وَلِيَكُوْنَ
وَسِيْلَةً لِنَجَاتِيْ يَوْمَ الدِّيْنِ. وَنَفْعاً لِعِبَادِهِ المُسْلِمِيْنَ
Dan semoga kitab fathul qorib ini dapat menjadi pengantar keselamatan
saya di Hari Pembalasan nanti serta bermanfaat bagi hamba-hamba-Nya yang
muslim.
إِنَّهُ سَمِيْعٌ
دُعَاءَ عِبَادِهِ. وَقَرِيْبٌ مُجِيْبٌ. وَمَنْ قَصَدَهُ لَا يَخِيْبُ {وَإذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإنِّي قَرِيبٌ}
Karena sesungguhnya Dia Maha mendengar doa hamba-hamba-Nya, Maha dekat
lagi Maha mengabulkan doa. Siapapun yang mau menuju pada-Nya maka dia tidak
akan kecewa. (Dalam firman-Nya disebutkan) : “ Jika hamba-hamba-Ku bertanya
padamu tentang Aku maka (jawablah): sesungguhnya Aku Maha Dekat” (QS.
Al-Baqorah ayat 186)
Hasyiyah Fathul Qorib Apa Saja?
وَ اعْلَمْ أَنَّهُ
يُوْجَدُ فِي بَعْضِ نُسَخِ هَذَا الْكِتَابِ فِي غَيْرِ خُطْبَتِهِ تَسْمِيَّتُهُ
تَارَةً بِالتَّقْرِيْبِ. وَتَارَةً بِغَايَةِ الاِخْتِصَارِ. فَلِذَلِكَ
سَمَّيْتُهُ بِاسْمَيْنِ
Ketahuilah bahwa dalam sebagian dari beberapa salinan kitab Taqrib ini -
bukan dalam pembukaannya - sekali tempo ditemukan pemberian nama kitab ini
dengan nama “at-Taqriib”, dan kali yang lain ditemukan nama “Ghoyatu
al-Ikhtishor”. Maka dari itu, saya menamakan kitab saya ini dengan dua nama
yaitu:
- 1. “Fathul Qorib Al-Mujib fi Syarhi alfadz at-Taqriib” (Pengetahuan dari Yang Maha Dekat lagi Maha mengabulkan, dalam menjelaskan ungkapan-ungkapan kitab at-Taqriib).
- 2. al-Qoul Al-Mukhtar fi Syarhi Ghoyati al-Ikhtishor” (Pendapat yang dipilih, dalam menjelaskan kitab Ghoyat al-Ikhtishor”)
قَالَ الشَّيْخُ
الإِمَامُ أَبُو الطَّيِّبِ: وَيَشْتَهِرُ أَيْضاً بِأَبِيْ شُجَاعٍ شِهَابُ
المِلَّةِ وَالدِّيْنِ أَحْمَدُ بْنُ الحُسَيْنِ بْنِ أَحْمَدَ الأَصْفَهَانِي
سَقَى اللهُ ثَرَاهُ
صَبِيْبَ الرَّحْمَةِ وَالرِّضْوَانِ. وَأَسْكَنَهُ أَعْلَى فَرَادِيْسِ
الْجَنَانِ
Syaikh Imam Abu Thoyib, yang terkenal dengan sebutan Abi Syuja’ - Sang
Cahaya Agama - Ahmad ibn al-Husain ibn Ahmad Al-Ashfahani- semoga Allah
mencurahi pusara beliau dengan tuangan Rahmat dan Ridlo serta menempatkannya di
tempat yang tinggi dalam surga firdaus- berkata:
بسم اللّه الرحمن
الرحيم
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
أَبْتَدِىءُ كِتَابِي
هَذَا. وَ "الله" اسْمٌ لِلذَّاتِ الوَاجِبِ الوُجُوْدِ. والرّحْمَنُ
أَبْلَغُ مِنَ الرَّحِيْمِ.
Aku memulai kitab fathul qorib ku ini, Lafadz ALLAH merupakan nama dari
Dzat Yang keberadaannya pasti(wajibul wujud), kata Ar-Rohman lebih tinggi
maknanya daripada Ar-Rohim.
(الحَمْدُ
لِلهِ) هُوَ الثَّنَاءُ عَلَى اللهِ تَعَالَى بِالجَمِيْلِ عَلَى جِهَةِ
التَّعْظِيْمِ
(الحَمْدُ لِلهِ) adalah
pujian indah kepada Allah ta’ala atas jalan mengagungkan.
(رَبِّ)
أي مَالِكِ (العَالَمِيْنَ) بِفَتْحِ اللَّامِ. وَهُوَ كَمَا قَالَ ابْنُ مَالِكٍ
اسْمُ جَمْعٍ خَاصٍّ بِمَنْ يَعْقِلُ لَا جَمْعٌ. وَمُفْرَدُهُ عَالَمٌ بِفَتْحِ
اللَّامِ. لِأَنَّهُ اسْمٌ عَامٌ لمِاَ سِوَى اللهِ تَعَالَى وَالجَمْعُ خَاصٌّ
بِمَنْ يَعْقِلُ
[Arti Robbi] yaitu Yang Maha Menguasai sekalian alam. Lafad “العَالَمِيْنَ” dengan fathah pada huruf Lamnya,
sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Malik, ia adalah Isim Jama’ yang maknanya
terkhusus pada orang-orang yang berakal, bukan lafad Jama’. Sedangkan Mufrodnya
adalah “عَالَمٌ”dengan harakat fathah
pada Lamnya. (Disebut isim jama’) sebab “عَالَمٌ”
adalah kata benda yang maknanya mencakup semua hal selain Allah ta’al(baik
berakal atau tidak), namun makna lafad jama’nya (العَالَمِيْنَ)
hanya terkusus pada orang-orang yang berakal.
(وَصَلَّى اللهُ) وَسَلَّمَ
(عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ) هُوَ بِالهَمْزِ وَتَرْكِهِ إِنْسَانٌ
أُوْحِيَ إِلَيْهِ بِشَرْعٍ يَعْمَلُ بِهِ
Semoga Allah melimpahkan sholawat dan salam pada junjungan Kita Muhammad
SAW sang Nabi. Kata “النَّبِيِّ” baik yang
menggunakan hamzah atau tidak, memiliki makna seorang yang kepadanya diwahyukan
sebuah syari’at untuk diamalkan
وَإِنْ لَمْ يُؤْمَرْ بِتَبْلِيْغِهِ فَإِنْ
أُمِرَ بِتَبْلِيْغِهِ فَنَبِيٌّ وَرَسُوْلٌ أَيْضاً. وَالمَعْنَى يُنْشِىءُ
الصَّلَاة وَالسَّلَامَ عَلَيْهِ
Meskipun tidak diperintah untuk menyampaikannya (kepada umat). Jika ia
diperintah untuk menyampaikannya maka ia adalah nabi dan juga rasul. Makna yang
dikehendaki adalah semoga Allah memunculkan rahmat serta penghormatan dan salam
kepadanya.
وَ
"مُحَمَّدٌ" عَلَمٌ مَنْقُوْلٌ مِنْ اسْمٍ مَفْعُوْلٍ المُضَعَّفِ
العَيْنِ. وَ "النَّبِيُّ "بَدَلٌ مِنْهُ أَوْ عَطْفُ بَيَانٍ عَلَيْه
Lafadz Muhammad “مُحَمَّدٌ” adalah alam
manqul(isim alam)nama yang diambil dari isim maf’ul bina yg mudho’af ‘ain.
Lafadz Nabi “النَّبِيُّ” merupakan badal dari
lafal “مُحَمَّدٍ” atau ‘athof
bayannya.
(وَ) عَلَى (آلِهِ
الطَّاهِرِيْنَ) هُمْ كَمَا قَالَ الشَّافِعِيُّ أَقَارِبُهُ المُؤْمِنُوْنَ مِنْ
بَنِي هَاشِمٍ. وَبَنِي المُطَلِّبِ.
Juga semoga terlimpahkan kepada keluarga Beliau yang suci. Makna “آلِهِ” sebagaimana pernah diungkapkan oleh Imam
As-Syafi’i adalah kerabat-kerabat Nabi yang beriman, dari Bani Hasyim dan Bani
Mutholib.
وَقِيْلَ وَاخْتَارَهُ
النَّوَوِيُّ: إِنَّهُمْ كُلُّ مُسْلِمٍ. وَلَعَلَّ قَوْلَهُ الطَّاهِرِيْنَ
مُنْتَزَعٌ مِنْ قَوْلِهِ تَعَالَى: {وَيُطَهِّرُكُمْ تَطْهِيْرً
Ada juga yang berpendapat – dan pendapat ini adalah pendapat yang
dipilih oleh Imam An-Nawawi- kerabat Nabi adalah semua orang Muslim. barangkali
kata “الطَّاهِرِيْنَ” diambil dari firman
Allah: وَيُطَهِّرُكُمْ تَطْهِيْرًا
Artinya: “dan Dia membersihkan kalian dengan sebenar-benarnya”. (Surat
Al-Ahzab ayat 33)
(وَ)
عَلَى (صَحَابَتِهِ) جَمْعُ صَاحِبِ النَّبِيِّ وَقَوْلُهُ (أَجْمَعِيْنَ)
تَأْكِيْدٌ لِصَحَابَتِهِ
Juga semoga rahmat dan salam terlimpahkan pada Shohabat beliau. Kata “صَحَابَتِهِ” merupakan jama’ dari lafad “صَاحِبِ”. Dan ungkapan Mushannif “أَجْمَعِيْنَ” taukid (penguat makna) bagi lafadz “صَحَابَتِهِ”.
ثُمَّ ذَكَرَ
المُصَنِّف أَنَّهُ مَسْؤُوْلٌ فِي تَصْنِيْفِ هَذَا المُخْتَصَرِ بِقَوْلِهِ:
(سَأَلَنِي بَعْضُ الأَصْدِقَاءِ) جَمْعُ صَدِيْقٍ. وَقَوْلُهُ: (حَفَظَهُمُ اللهُ
تَعَالَى) جُمْلَةٌ دُعَائِيَّةٌ (أَنْ أَعْمَلَ مُخْتَصَراً) هُوَ مَا قَلَّ
لَفْظُهُ وَكَثُرَ مَعْنَاهُ
Selanjutnya Mushannif (Pengarang kitab matan Taqrib) menuturkan, beliau
diminta untuk mengarang kitab mukhtashor ini dengan ungkapan: “Sebagian teman
memintaku - “الأَصْدِقَاءِ”
adalah jama’ dari lafadz“صَدِيْقٍ” - ungkapan semoga
Allah menjaga mereka adalah ungkapan doa, untuk membuat kitab muhtashor yaitu
kitab yang sedikit lafadnya tetapi luas maknanya dalam ilmu fiqh
(فِي الْفِقْهِ) هُوَ لُغَةً
الفَهْمُ. وَاصْطِلَاحاً العِلْمُ بِالأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ العَمَلِيَّةِ
المُكْتَسَبِ مِنْ أَدِلَّتِهَا التَّفْصِيْلِيَّةِ
Pengertian Fiqh secara bahasa adalah faham, sedangkan pengertian fiqih
menurut istilah adalah pengetahuan tentang ketentuan-ketentuan
syari’at yang berhubungan dengan perbuatan, yang diambil dari
dalil-dalil tafshili
(عَلَى مَذْهَبِ الإِمَامِ)
الأَعْظَمِ المُجْتَهِدِ نَاصِرِ السُّنَّةِ وَالدِّيْنِ أَبِي عَبْدِ اللهِ
مُحَمَّدٍ بْنِ إِدْرِيْسٍ بْنِ العَّبَّاسِ بْنِ عُثْمَانَ بْنِ شَافِعٍ
Sesuai dengan madzhab seorang Imam yang luhur, seorang mujtahid, pembela
sunnah dan agama, yaitu Abi Abdillah Muhammad ibn Idris ibn Al-’Abbas ibn
‘Utsman ibn Syafi’
(الشَّافِعِيِّ)
وُلِدَ بِغُزَّةَ سَنَةَ خَمْسِيْنَ وَمِائَةٍ وَمَاتَ (رَحْمَةُ اللهِ عَلَيْهِ
وَرِضْوَانُهُ) يَوْمَ الجُمْعَةِ سَلْخَ رَجَبَ سَنَةَ أَرْبَعٍ وَمِائَتَيْنِ
Imam Syafi’i lahir di Gaza tahun 150 H dan Imam Syafi’I wafat pada tahun
204 H, hari Jumat akhir bulan Rajab Semoga Rahmat dan Ridha Allah terlimpah
pada beliau.
وَوَصَفَ المُصَنِّف
مُخْتَصَرَهُ بِأَوْصَافٍ مِنْهَا أَنَّهُ (فِي غَايَةِ الاِخْتِصَارِ وَنِهَايَةِ
الإِيْجَازِ) وَالغَايَةُ وَالنِّهَايَةُ مُتَقَارِبَانِ وَكَذَا الاِخْتِصَارُ
وَالإِيْجَازُ
Pengarang memberi resensi atas kitab mukhtashornya dengan beberapa sifat
yang diantaranya bahwa mukhtashor ini sangat ringkas dan paling sederhana,
makna kata “الغَايَةُ” dan “النِّهَايَةُ” berdekatan begitu juga kata “الاِخْتِصَارُ” dan “الإِيْجَازُ”.
وَمِنْهَا أَنَّهُ
(يَقْرُبُ عَلَى المُتَعَلِّمِ) لِفُرُوْعِ الفِقْهِ (دَرْسُهُ وَيَسْهُلُ عَلَى
المُبْتَدِىءِ حِفْظُهُ) أيْ اسْتِحْضَارُهُ عَلَى ظَهْرِ قَلْبٍ لِمَنْ يَرْغَبُ
فِي حِفْظِ مُخْتَصَرٍ فِي الفِقْهِ
Diantaranya lagi bahwa mukhtashor ini mudah bagi orang yang mempelajari
ilmu furu’ fiqih untuk dipelajari dan mudah bagi pemula untuk dihafal.
Maksudnya mudah mengingatnya di luar kepala, bagi orang yang gemar menghafal
kitab mukhtashor ilmu fiqih.
(وَ) سَأَلَنِي أَيْضاً بَعْضُ
الأَصْدِقَاءِ (أَنْ أُكْثِرَ فِيْهِ) أي المُخْتَصَرِ (مِنَ التَّقْسِيْمَاتِ)
لِلْأَحْكَامِ الفِقْهِيَّةِ (وَ) مِنْ (حَصْرِ) أيْ ضَبْطِ (الخِصَالِ)
الوَاجِبَةِ وَالمَنْدُوْبَةِ وَغَيْرِهِمَا
Sebagian teman memintaku juga untuk memperbanyak didalamnya maksudnya
dalam kitab mukhtashor ini pembagian-pembagian hukum fiqh dan membatasi
bilangan maksudnya menentuan batasan permasalahnya baik yang wajib, sunah atau
yang lainnya.
(فَأَجِبْتُهُ إِلَى) سُؤَالِهِ
فيِ (ذَلِكَ طَالِباً لِلثَّوَابِ) مِنَ اللهِ تَعَالَى جَزَاءً عَلَى تَصْنِيْفِ
هَذَا المُخْتَصَرِ (رَاغِباً إِلَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى) فِي
الإِعَانَةِ مِنْ فَضْلِهِ عَلَى تَمَامِ هَذَا المُخْتَصَرِ وَ(فِي التَّوْفِيْقِ
لِلصَّوَابِ) وَهُوَ ضِدُّ الخَطَأِ
Maka aku menyetujui permintaan untuk membuatnya dengan mengharap pahala
dari Allah ta’ala, sebagai balasan atas usaha mengarang kitab ini seraya
mengharap pada Allah SWT. pertolongan dari sifat keagungan-Nya atas
kesempurnaan kitab mukhtashor ini dan Berharap taufik untuk mendapatkan
kebenaran. dan pertolongan untuk mendapatkan kebenaran. “الصَّوَاب” adalah kebalikan dari “الخَطَأ” (kesalahan
(إِنَّهُ) تَعَالَى (عَلَى مَا
يَشَاءُ) أي يُرِيْدُ (قَدِيْرٌ) أي قَادِرٌ (وَبِعِبَادِهِ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ)
بِأَحْوَالِ عِبَادِهِ.
Sesungguhnya Allah ta’ala itu kuasa terhadap apa yang dikehendaki
maksudnya apa diinginkannya, maksudnya mampu (merealisasikannya) dan
Sesungguhnya Allah Maha Mengasihi terhadap hamba-hamba-Nya dan Maha mengetahui
atas tingkah laku hamba-hamba-Nya .
وَالْأَوَّلُ
مُقْتَبَسٌ مِنْ قَوْلِهِ تَعَالَى: {اللهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ}
Ungkapan yang pertama “لَطِيفٌ” diambil dari firman Allah ta’ala: {اللهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ} Artinya: “Allah Maha lembut terhadap hamba-hamba-Nya”. (QS. As-Syura 19)
وَالثَّانِي مِنْ
قَوْلِهِ تَعَالَى: {وَهُوَ الحكِيمُ الخبيرُ}.
Dan yang kedua “خَبِيْرٌ” dari firman-Nya {وَهُوَ الحَكِيْمُ الخَبِيْرُ} Artinya: “dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui”. (QS. Al-An’aam 18)
وَاللَّطِيْفُ
وَالخَبِيْرُ اسْمَانِ مِنْ أَسْمَائِهِ تَعَالَى. وَمَعْنَى الأَوَّلِ العَالِمُ
بِدَقَائِقِ الأُمُوْرِ وَمُشْكِلَاتِهَا. وَيُطْلَقُ أَيْضاً بِمَعْنَى
الرَّفِيْقِ بِهِمْ
Kata “اللَّطِيْفُ” dan “الخَبِيْرُ” adalah dua nama dari beberapa nama Allah
ta’ala. Makna yang pertama adalah dzat yang mengetahui perkara-perkara yang
detail dan yang rumit. Juga dapat dimaknai Allah Maha penuh perhatian kepada
hamba.
فَاللهُ تَعَالَى
عَالِمٌ بِعِبَادِهِ. وَبِمَوَاضِعِ حَوَائِجِهِمْ. رَفِيْقٌ بِهِمْ. وَمَعْنىَ
الثَّانِي قَرِيْبٌ مِنْ مَعْنَى الأَوَّلِ.
Maka Allah ta’ala adalah Dzat Yang Maha Mengetahui hamba-hambanya dan
Mengetahui segala kebutuh serta mengasihi mereka. Makna lafad yang kedua (الخَبِيْرُ) berdekatan dengan makna lafad yang
pertama(sama-sama mengetahui)
وَيُقَالُ خَبَرْتُ
الشَّيْءَ أَخْبَرُهُ فَأَنَا بِهِ خَبِيْرٌ أَيْ عَلِيْمٌ
Diungkapkan(dalam kamus) lafadz “وَيُقَالُ
خَبَرْتُ الشَّيْءَ أَخْبَرُهُ فَأَنَا بِهِ خَبِيْرٌ أَيْ عَلِيْمٌ”
artinya : saya telah mengerti tentang sesuatu, saya sedang mengerti tentangnya
maka saya adalah orang yang mengerti tentangnya, maksudnya mengetahui.
Demikianlah penjelasan terjemahan kitab fathul qorib kali ini. Semoga bermanfaat..
Belum ada Komentar untuk "Terjemahan Kitab Fathul Qorib, Muqaddimah Syarah Taqrib"
Posting Komentar