Ilmu Nahwu, Pengertian Kalam Lengkap Beserta Contohnya

Bahasan kali ini tentang ilmu nahwu pengertian kalam beserta contohnya.

Sebenarnya bagaimana maksud kalam dalam ilmu nahwu? dan apa saja syaratnya agar sah disebut kalam? Yuk simak bahasannya berikut ini:
Sebelum masuk ke pembahasan kalam dalam ilmu nahwu terlebih dahulu saya ingin menjawab pertanyaan sebagian teman-teman yang belum tau Apa itu Ilmu Nahwu?

Nahwu adalah ilmu tentang pokok, yang dengannya kita bisa mengetahui baris (harakat) akhir dari suatu kalimat  atau kata, baik secara i’rab maupun bina.

Contohnya زَيْدٌ maka yang dibahas dalam ilmu nahwu adalah harkat terakhirnya yaitu harakat dhummah yang ada pada akhir suku kata DUN

Nah, selanjutnya kita bahas bab kalam dalam ilmu nahwu

Apa itu Kalam dalam Ilmu Nahwu?

 Pengertian kalam secara bahasa adalah isyarat atau suara hati

الكـَـلاَمُ هُوَ الـْلـَـفـْظُ الـْمُرَكـَّبُ الـْمُفِيْدُ بـِالـْوَضْعِ

Pengertian KALAM menurut ulama ilmu nahwu ialah lafad yang tersusun dari dua kalimat atau lebih yg telah mengandung faidah sempurna (menggunakan bahasa arab).

Jadi, dalam bahasa Arab kalam menurut ahli nahwu baru bisa disebut kalam bila terpenuhi akan syarat-syaratnya.

Syarat-syarat Kalam dalam Ilmu Nahwu

Mungkin diantara kalian nanya Ada berapakah syarat kalam dalam ilmu nahwu? Baru bisa disebut kalam harus terpenuhi empat syarat diantaranya adalah:
  1. Lafadz
  2. Murakkab
  3. Mufid
  4. Wadha'
1. LAFADZ dan Pengertiannya
Lafadz adalah suara yang memuat sebagian dari huruf-huruf hijaiyah.

Contoh lafadz:

زَيْد, عَمْرٌ, قـَامَ, جَاءَ dan lainya, yang kesemuanya itu dengan diucapkan

Apabila cuma tulisan saja dalam artian tidak diucapkan / tidak ada suaranya, maka ini tidak dinamakan kalam walaupun ada salah satu dari huruf hijaiyah.

 2. MURAKKAB 
Murakab adalah lafadz yang tersusun dari dua kalimat atau lebih.

Contoh murakkab:
قـَامَ زَيْدٌ ( telah berdirilah Zaid/Zaid telah berdiri).

Pada contoh ini adalah kumpulan dari fi'il dan fa'il

Contoh lain زَيْدٌ قـَائِمٌ ( Zaid adalah orang yang berdiri)

Dan pada Contoh Zaidun qaimun yaitu kumpulan dari Mubtada dan Khabar.

Jadi,, baru dinamakan bahwa itu adalah kalam bila terpenuhi syarat yang kedua ini yaitu tarkib

atau murakab/ tarkib isnadi تركيب إسندي

Apa itu MURAKAB ISNADI?

Murakkab isnadi adalah susunan kalam dari Fi’il dan Fa’il atau Mubtada dan Khabar.

3. MUFID 
Mufid adalah sesuatu yg mengandung faidah dengan faidah yang sempurna sehingga orang yang diajak bicara atau orang yg mendengar tidak membutuhkan lagi ucapan yang lain.

Contoh Mufid:

قـَامَ زَيْدٌ (Zaid telah berdiri) atau
زَيْدٌ قـَائِمٌ ( Zaid adalah orang yang berdiri)

4. WADHA’
Tentang wadha ini, ia ada dua pendapat atau macamnya, yaitu:

- وضع قصد
Wadha kasad adalah pengucapan/ pelafalan kalam tersebut ada unsur kesengajaan (baik berupa bahasa ‘Arab atau non ‘Arab)
-  وضع عـربى
Wadha' arabi yaitu pengucapan kalam tersebut menggunakan bahasa ‘Arab, baik disengaja atau tidak disengaja.  wadha' arabi Inilah yang dimaksud oleh ‘Ulama ahli nahwu.

Pembagian Kalimat

وأقسامه ثلاثة اسم و فعل وحرف جاء لمعنى

Pembagian kalimat dalam kitab nahwu ada tiga macam, yaitu:

isim, fi'il dan huruf, yang huruf tersebut memiliki kandungan makna

Dalam bahasa arab sebuah kata tunggal sudah dinamakan kalimat, ia berupa: Isim, Fiil dan Huruf

1. Isim = اسم = Kata benda atau sebutan

كلمة دلت على معنا فى نفسها ولم تقترن بزمان وضعا

Pengertian isim adalah suatu kelimat yang menunjukan arti pada dirinya dengan tidak menyertai waktu pada nyatanya, maka jika mengartikan kalimah isim tidak perlu memakai kaitan waktu

Contoh kalimat isim: زيد قائم = zaid adalah orang yg berdiri. Zaidun dan Qaimun dari kedua kalimat ini merupakan berbentuk isim dan tidak mengandung waktu TELAH, SEDANG DAN AKANDATANG.

2. Fi'il = فعل = kata kerja

كلمة دلت على معنا فى نفسها واقترنت بزمان وضعا

Pengertian fi'il adalah Sesuatu kelimat yang menunjukan arti pada dirinya dengan menyertai waktu pada nyatanya, maka jika mengartikan kalimah fi'il harus memakai waktu.

Contoh kalimat fi'il: جاء زيد = zaid Sudah datang

3. Huruf = حرف

كلمة دلت على معنا فى غيرها ولم تقترن بزمان وضعا

Pengertian huruf yaitu Kelimat yang menunjukan makna pada yang lainnya (jika disatukan dengan yang lain) dan tidak dibarengi zaman/waktu pada perbakuannya.

Perlu diketahui bahwa huruf bila ia berdiri sendiri atau dipisah dari bentuk tunggalnya maka, tidak memiliki makna apa-apa.

Contohnya : زيد jika dipisah ZAI YA DAL, maka tidak mengandung makna apapun.
Begitu juga huruf من MIN, jika ia berdiri sendiri hanya memiliki arti saja.

Akan tetapi ketika sudah disatukan dengan kalimat yang lain maka baru menunjukan faedah makna dari huruf tersebut

Contohnya dari Hadits Nabi Muhammad SAW berikut ini:  فرض زَكَاةَ الفِطْرِ من رمضان على الناس ..الخ  faedah huruf من yang sudah disatukan dengan kalimat RAMAHDAN, maka min tersebut sudah memiliki makna yaitu ibtidaiyah (MULAI DARI)

Atau pengertian huruf adalah

والحرف ما لا يصله معه دليل الإسم ولا دليل الفعل
 Huruf adalah kalimat yang tidak pantas atasnya ada dalil isim atau fi'il.

Contoh huruf;

من,الى,عن,على,فى,رب,ب,ك,ل,و,ب,ت

CIRI-CIRI KALIMAT ISIM

Isim bisa dikenal dengan beberapa ciri khasnya:

- Isnat Ilaih “ tempat penyandaran” contoh: قـَامَ زَيْدٌ
قـَامَ = musnad
زَيْدٌ= musnad ilaihi

- Dapat dimasuki huruf “jarr”, contoh: فِي الْمَسْجِدِ، إِلَى الرَّجُلِ، مِنَ الْمَرْأّةِ

- Dapat dimasuki “alif dan lam” atau “ال “, contoh: المَسْجِدُ، الرَّجُلُ، المَرْأَةُ

- Dapat menerima huruf-huruf panggilan, contoh: يَا مُحَمَّدُ، يَا عَبْدَ الل

- Dapat menerima tanwin(akhir berharokat dua), contoh: مَسْجِدٌ، رَجُلٌ، مَرْأَةٌ

Pengertian Tanwin

تنوين هو نون زائد ساكنة تتبع اخر الاسم لفظا وتفارقه خطا
Apa itu tanwin?
Ta'rif Tanwin adalah nun sukun yang dilebihkan pada akhir isim secara lafad namun tidak nampak secara tulisan.
Contoh:

قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ
اَللّٰهُ الصَّمَدُ
Pada lafad DUN di kalimat AHADUN adalah tanwin, biasanya saat orang tahlilan sering dua ayat surat Al Ikhlas dibaca sambung. Jadi diantara lafad اَحَدٌ dan اَللّٰهُ  seakan-akan ada NUN yang secara lafad ia dibaca, tetapi secara tulisan NUN mati(sukun) tersebut tidak nampak. 

Maka cara membaca surat Al Ikhlas disambung menjadi seperti berikut ini:
 "Qulhuwallahu ahadunillahus shomad"
 
Tanwin terbagi kepada 10 pembagian, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tanwin Tamkini(Tanwin sarfi)
 Apa yang disebut tanwin tamkin?
Tanwin Tamkini adalah tanwin yang terletak pada isem yang di i’rab dan dapat menerima saraf.

Contoh tanwin tamkin رجال و زيد

2. Tanwin Tangkir 
Tanwin tangkiri adalah tanwin yang dipakai pada sebagian isem yang dibina karena untuk membedakan antara yang ma’rifah dan nakirah,apabila dikasrahkan baris akhirnya itu menyatakn ma’rifah dan apabila di tanwinkan maka itu adalah nakirah

Contoh tanwin tangkir adalah: بسيبويه و بسيبويه مررت

3. Tanwin I’wadhi 
Tanwin I’wadhi ada 3 pembagian
- I’wadhi dari mudhaf ilaih yang dia adalah berupa huruf Contohnya:مررت بجوار yang diganti dari contoh tersebut adalah ياء yang ada pada akhir kata جوارى yang diganti dengan tanwin

- I’wdhi dari muzaf ilaihi yang dia adalah berupa isim,
Contohnya:
كل قائم yang asalnya قائم كل انسان , dibuang kata انسان dan diganti dengan tanwin

- I’wadhi dari muzaf ilaihi yang dia adalah berupa jumlah Contohnya: تنظرون حينئدٍ Yang asalnya adalah بلغت الروح الحلقوم ادحين dibuang kata بلغت dan diganti dengan tanwin

4. Tanwi Mukabalah 
Tanwin Mukabalah adalah tanwin yang dipakai pada jamak muanas yang salim untuk mukabalah nun yang ada pada jamak muzakar yang salim
Contohnya:مسلمات tanwin tersebut menyatakan sebalik نون yang ada pada jamak muzakar salim seperti مسلمين

5. Tanwin Dharurah
Tanwin Dharurah adalah tanwin yang dipakai untuk munada yang dibina atas dhummah ataupun mansub
Contohnya:munada yang kekal atas zummah seperti kata sya’ir “ و ليس عليك يا مطر السلام ◊ سلام الله يا مطر”. Dan contoh yang mansub “عديا لقد وقتك الاواقى يا ”

6. Tanwin Ziadah
Tanwin ziadah/munasabah adalah tanwin yang dipakai pada isem yang menegah saraf Contohnya(قراء سلاسلا وإغلالا)yaitu dibaca dengan tanwin سلاسلا dan pada saat di tanwin kan سلاسلا tersebut tidak tegah saraf lagi namun bukan pada hakikatnya karena masih kekal menegah saraf dengan lafad sesehabis-habis jamak.

7. Tanwin Taksir(Tanwin Hamzah) 
Tanwin taksir adalah tanwin yang dipakai pada sebagian isem yang dibina yang berfaedah Taksir(banyak) Contohnya: ( مكقو هؤلاء )dengan tanwin ءyang ada pada akhir هؤلاء

8. Tanwin Hikayah 
Tanwin hikayah adalah tanwin yang dipakai pada timbangan مفعال dan فاعلة ,kedua timbangan tersebut adalah tegah saraf yaitu dengan alam jenis dan taknis pada hakikatnya keduanya tidak boleh ditanwinkan tapi karena untuk menyatakn hikayah timbangan keduanya maka boleh atau bisa dikatakan karena ada kemuzaratan

9. Tanwin Taranum
Tanwin taranom adalah tanwin yang dipakai pada syair untuk menggantikan alif itlak yang ada pada akhir kalimat Contohnya: اللوم عادل والعتابن ◊ و قولى أصبت لقد أصابن ,yang asal adalah اصابا وعتابا

10. Tanwin ghalwi
Tanwin ralwi adalah yang dipakai pada syair yang pada akhirnya adalah huruf Sahin yang sukun Contohnya: الاعماق خاوى المخترقنوقاتم

Dari 10 tanwin yang ada didalam kitab nahwu, 8 dari pembagian tanwin tersebut ia hanya terkhusus pemakainannya pada isim yang dhahir dan tidak boleh dipakai pada fiil.

Dan 2 tanwin yang lebih pemakainnya bisa pada isim dan bisa juga dipakai pada fiil dan nampak tanwin tersebut pada tulisan.

Demikianlah pengertian kalam, pembagian kalam dalam ilmu nahwu, semoga dengan artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua khusunya bagi santri-santri yang sedang belajar kitab kuning di pondok pesantren. Wallahu'alam

Posting Komentar untuk "Ilmu Nahwu, Pengertian Kalam Lengkap Beserta Contohnya"